LAPANGAN BANTENG
Lapangan
Singa atau sekarang kita kenal dengan Lapangan Banteng (orang Belanda
menyebutnya Waterlooplein) adalah lapangan bersejarah karena serdadu – serdadu Belanda sering
mengadakan pertandingan sepak bola di lapangan banteng itu. Karena sering
bertanding, akhirnya mereka membentuk perkumpulan sepakbola, waktu itu lebih
dikenal dengan istilah Bond. Nama-nama Bond orang China Tionghoa waktu itu
antara lain Tiong un Tong, UMS dan Donar. Sedangkan Bond atau perkumpulan sepak
bola pribumi antara lain Cahaya Kwitang, Sinar Kernolong dan Si Sawo Mateng. Dari
perkumpulan atau Bond tersebut akhirnya terbentuk pula Klub sepak bola. Bukan
hanya Serdadu Belanda saja yang membentuk klub sepak bola, tapi warga Negara
Belanda, Eropa dan orang Indo juga membentuk klub sepak bola masing-masing.
Tahun 1925
Masyarakat Pribumi membentuk klub sepak bola dengan nama Persatoean Sepak Bola
Djakarta atau PERSIDJA. Namun klub sepak bola tersebut mendapat tantangan besar
dan diskriminasi dari Belanda. Tahun 1927 Belanda membuat klub sepak bola tandingan
dengan nama NIVB singkatan dari Nederlandsch Indische Voetbal Bond /
Perkumpulan Sepak Bola Hindia Belanda. Untuk menentang diskriminasi oleh
belanda Masyarakat Pribumi kembali membuat klub sepak bola kali ini namanya Voetbalbond
Indonesia Jacatra atau VIJ yang dibentuk tahun 1928 VIJ ini adalah cikal bakal klub kebanggan warga Jakarta Persija jakarta. Delapan tahun
kemudian yakni tahun 1936 klub sepak bola Belanda resmi berubah nama menjadi Nederlandsch
Indische Voetbal Unie / Persatuan Sepak Bola Hindia Belanda atau NIVU. Klub
Sepak bola ini sering mengadakan pertandingan sebagai ajang taruhan judi.
skuad tim Persija Jakarta dulunya VIJ |
Awal Mula Berdirinya PSSI
Tahun 1927 Ir.Soeratin Soesrosoegondo Ketua Umum pertama PSSI menyelesaikan sekolah di
Sekolah Teknik Tinggi di Jerman. Satu tahun kemudian yakni tahun 1928 Soeratin
pulang ke Indonesia. Di tahun yang sama tepatnya tanggal 28 Oktober 1928 ikrar
Sumpah Pemuda yang ditulis Muahmmad Yamin berkumandang ke seluruh pelosok
negeri, sebagai semangat pergerakan kemerdekaan Indonesia. Di tahun-tahun
berikutnya Ir. Soeratin mengikuti jejak pamannya Dr. Soetomo yang menjelajah
pulau Jawa untuk menyebarkan semangat nasionalisme melalui pendidikan. Karena
Pemuda adalah tonggak utama pergerakan kemerdekaan, maka Ir. Soeratin memilih
sepak bola sebagai media untuk menyemai benih nasionalisme pada semua pemuda
Indonesia.
Ia mengadakan
pertemuan dengan pengurus sepak bola di berbagai pelosok pulau Jawa, seperti
Bandung, Jakarta, Magelang, Yogyakarta dan Solo. Pertemuan itu selalu dilakukan
secara diam – diam untuk menghindari sergapan Polisi Belanda atau PID. Pertemuannya
dengan Soeri ketua Klub Sepak Bola VIJ singkatan dari Voetbalbond Indonesische
Jakarta, di Jakarta menghasilkan sebuah gagasan untuk membentuk sebuah
Organisasi Sepak Bola Nasional. Gagasan tersebut dimatangkan kembali pada
pertemuan-pertemuan selanjutnya, bersama tokoh pergerakan nasional dan pengurus
sepak bola seperti A. Hamid, Soekarno, Muhammad Amir Notopratomo dan Daslam
hadiwasito. Selain melakukan pertemuan secara langsung, Soeratin juga melakukan
kontak jarak jauh melalui surat seperti yang ia lakukan terhadap Soediro di Magelang.
PERSATUAN SEPAK BOLA SELURUH INDONESIA – PSSI
Dua tahun
kemudian tepatnya tanggal 19 April 1930 cita – cita Ir. Soeratin untuk mendirikan organisasi sepak bola Indonesia
akhirnya terwujud di Yogyakarta bersama tokoh – tokoh sebelumnya dan beberapa
tokoh lain seperti E.A. Mangindaan dari Magelang, Gatot dari Bandung,
Sjamsoedin dari jakarta, Pamoedji dari Surabaya dan Kartodarmoedjo dari Madiun.
Organisasi Sepak Bola tersebut diberi nama resmi Persatoean Sepak raga
Seloeroeh Indonesia atau disingkat PSSI. Ir. Soeratin Soesrosoegondo terpilih
sebagai Ketua Umum PSSI pertama. Sebelas tahun mengurus PSSI Ir. Soeratin
mengakhiri karirnya akhir tahun 1940 dengan prestasi yang membanggakan. Dua
puluh tahun kemudian yakni tahun 1950 nama Organisasi Sepak Bola Nasional itu
resmi berubah nama menjadi Persatoean Sepak Bola Seloeroeh Indonesia dan
berangsur-angsur mengalami penyesuaian ejaan menjadi Persatuan Sepak Bola SeluruhIndonesia atau PSSI sampai sekarang.
0 komentar:
Posting Komentar